Selasa, 20 Mei 2014

HARDIKNAS DAN NASIB PENDIDIKAN

HARDIKNAS DAN NASIB PENDIDIKAN

Menyikapi Hardiknas yang sudah mencapai satu dasawarsa, dan menjadi cita-cita kearah tercapainya kedewasaan bangsa. Hardiknas yang selalu diperingati setiap tanggal dua Mei ini dilaksanakan dengan khusu oleh para guru dibalik pilunya pendidikan. Hal tersebut di sebabkan karena banyaknya sekolah yang menjamur dimana-mana. Perihal tentang makna Hardiknas, semua guru harus mampu memaknai dan mengartikan bahwa pendidikan bukan main-main dan asal-asalan. Hardiknas bukan seremonial atau upacara ritual tahunan saja yang tanpa makna. Tapi juga harus bisa menghayati di balik pudarnya nilai-nilai pendidikan karena menjamurnya sekolah tanpa disertai kompetensi yang ada. Bukan dalam artian merendahkan Hardiknas itu sendiri. Penulis hanya bermaksud agar pelaksanaan Hardiknas mengandung falsafah yang dalam. Falsafah tentang pendidikan yang bermutu dan berdaya saing maju. Apalagi di era masa kini, menjamurnya sekolah sebagai sarana pendidikan menjadi akar bak virus di mana-mana. Seolah nilai-nilai pendidikan tidak diperhatikan secuil pun. Bahkan yang ada lebih mengarah kepada bisnis dan mencari uang semata. Perguliran dana Bos yang setiap pertiga bulan cair, menjadikan pemegang tampu sekolah lupa dan gelap mata tentang makna pendidikan itu sendiri. Kemana dasar pendidikan yang di cita-citakan bangsa.
Hardiknas sudah dirayakan. Sedikit sekali para guru paham tentang makna Hardiknas yang sesungguhnya. Filosofi yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dengan salah satu isi butirnya ‘Tut Wuri Handayani” kurang dijalankan di sekolah sebagai bahan ajar. Dalam hal ini, guru selalu dipermasalahkan kepada penghasilan dan kurangnya proses pemahaman mengajar. Lebih ironisnya, banyak guru yang belum sarjana sehingga tingkat profesionalismenya patut dipertanyakan. Dengan banyaknya kampus kelas jauh yang menyediakan sarjana saja tidak cukup untuk meningkatkan kompetensi tenaga pengajar. Terlebih, banyak orang beralih profesi yang mengatasnakan membangun pendidikan. Wajah pendidikan bangsa ini semakin hiruk pikuk dengan berbagai problematika yang ada. Dengan beberapa contoh yang sudah penulis bahas di atas. Terbukti 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar